• Jelajahi

    Copyright © Trawlmediaindonesia
    Best Viral Premium Blogger Templates
    https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIBqT-OUa9jEiq7Y9uWvEHU21SukZMSTRfLaLx0KdplJ_yfjH-i7OPr8bce05ALbCWpWjujNUD4MVagpNnbneabAIH3qHmMkP-uGzdd_my4I7drwKvgG1F_ZM7b6R7CieebuQjCxQJ8TI3mYiVWyF-TSJ7KX9lE3xDHHZlwljYMKhxPV41s9zoOtqn0Tk/s1350/1001703115.png"

    Lumpur Hasil Pengerukan 17 Sungai Dibuang ke Ancol Itu Solusinya Ujar Wagub Rano

    trawlmediaindonesia
    2/25/2025, 11:38 WIB Last Updated 2025-02-25T04:38:43Z
    masukkan script iklan disini
    masukkan script iklan disini

    TRAWL MEDIA INDONESIA.ID 

    Jakarta, Memastikan sedimen lumpur dari pengerukan 17 sungai dan waduk di Jakarta akan dibuang ke lokasi pembuangan (dumping site) yang terletak di Ancol, Kecamatan Pademangan Jakarta Utara. “Sebetulnya udah ada, kan di Ancol ada tempat reklamasi, ada sebetulnya,” ujar Rano di Balai Kota Jakarta, Jakarta Pusat, Senin (24/2/25).


    Kalau sedimen yang diangkat dari Waduk Pluit, Jakarta Utara, diperkirakan akan dibuang di area sekitarnya.


    Namun, untuk wilayah lainnya, seluruh lumpur hasil pengerukan akan diarahkan ke Ancol.

    “Cuma teknis kemarin agak sulit kan itu harus diangkut. Jadi artinya kalau kemarin yang di Pluit itu mungkin itu di sekitar, tapi wilayah lain semua akan dibuang di Ancol,” kata Rano.


    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jakarta sempat mengalami kendala dalam menentukan lokasi pembuangan lumpur hasil pengerukan sungai dan waduk. Lumpur tersebut tidak bisa dibuang sembarangan, sementara program pengerukan ini merupakan bagian dari upaya pengendalian banjir di Jakarta. Proyek ini menargetkan sekitar 1 juta meter kubik lumpur yang harus dikeluarkan dari sungai dan waduk.


    “1 juta meter kubik, sekarang tinggal kita buang ke mana ini," kata Rano kepada wartawan usai memimpin apel kesiapan pengerukan sungai secara serentak di Taman Waduk Pluit, Jakarta Utara, Minggu (23/2/2025).

    Pengerukan dilakukan serentak dengan melibatkan 1.000 petugas, serta didukung oleh 122 unit alat berat dan 84 unit alat pendukung lainnya. Rano menyebut, kegiatan ini akan berlangsung hingga Agustus 2025 dan tetap berjalan selama bulan Ramadhan. Ia juga menegaskan bahwa pengerukan harus dilakukan secara berkala, bukan hanya setiap enam bulan sekali. "Enggak mungkin bahasanya minimal enam bulan sekali harus dilakukan karena sedimentasi ini setiap hari pasti akan bergerak," pungkasnya.

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini